A.
Pengertian Kognitif
Neisser (dalam Uno, 2008) Istilah cognitive berasal dari
kata cognition yang padanannya knowing, berarti mengetahui. Dalam
arti luas, cognition (kognisi) ialah perolehan, penataan, dan penggunaan
pengetahuan. Dalam perkembangan selanjutnya, istilah kognitif menjadi populer
sebagai salah satu domain atau wilayah/ ranah psikologis manusia yang meliputi
setiap perilaku mental yang berhubungan dengan pemahaman, pertimbangan,
pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesengajaan, dan keyakinan.
Adapun yang dimaksud dengan psikologi kognitif adalah suatu wujud
perkembangan teori kognisi mengenai proses berpikir. Hal tersebut dapat
dipelajari dari definisi ahli psikologi kognitif, seperti berikut ini.
(a) Menurut David Groome (dalam Kuswana, 2011: 81), psikologi
kognitif merupakan psikologi yang mengkhususkan pada aspek pemahaman dan
pengetahuan dalam mempelajari proses mental. Dengan kata lain, psikologi
kognitif mempelajari bagaimana otak manusia memproses informasi.
(b) Menurut Brown Carol (dalam
Kuswana, 2011: 81), psikologi kognitif mencakup materi yang berhubungan dengan
topik-topik, perhatian, persepsi, memori, bahasa, berpikir, dan membuat
keputusan.
(c) Menurut Mark Ylvisaker,
Mary Hibbard, dan Timothy Feeney (dalam Kuswana, 2011: 81), psikologi kognitif
adalah cabang psikologi yang mempelajari proses mental, termasuk bagaimana
orang berpikir, merasakan, mengingat, dan belajar.
Pendapat-pendapat tersebut memiliki kesamaan
pandangan, yakni pentingnya mempelajari aspek proses mental manusia dalam
konteks kehidupan sehari-hari, khususnya yang berkaitan dengan kebermanfaatan.
Fokus utama dari psikologi kognitif adalah bagaimana orang memperoleh,
memproses, dan menyimpan informasi. Ada banyak penerapan praktis untuk
penelitian kognitif, misalnya dengan cara meningkatkan daya ingat, akurasi pengambilan
keputusan, dan struktur kurikulum pendidikan untuk meningkatkan pembelajaran.
Proses kognitif merupakan gabungan antara informasi yang diterima
melalui indra tubuh manusia dengan informasi yang telah ada dalam ingatan
jangka panjang. Interaksi kedua informasi terjadi dalam memori kerja. Kemampuan
pengolahan dibatasi oleh kapasitas
memori dan faktor waktu. Sebagai akibat dari proses kognitif, tercipta tindakan
yang terpillih, mencakup proses kognitif dan proses fisik berupa gerakan
anggota tubuh dan suara. Tindakan ini juga dapat berupa tindakan pasif, yakni
berupa aktivitas yang telah biasa dilakukan sebelumnya.
Pengetahuan, keterampilan, sikap dan kemampuan adaptasi terhadap
lingkungan yang dimiliki seseorang diperoleh melalui proses belajar. Belajar,
apapun yang dipelajarinya, pendekatan, strategi, dan metodenya, keberhasilannya
tergantung kepada fungsi memori pembelajar tersebut. Para peneliti psikologi
kognitif menemukan salah satu hambatan dalam belajar disebabkan oleh masalah
memori. Bahkan pribadi yang mempunyai kapasitas memori yang normal sekalipun
harus mengoptimalkan sumber daya memori secara efisien untuk mencapai hasil
belajar yang optimal.
Psikologi
kognitif saat ini berkembang melalui penelitian dengan metode percobaan untuk
memperkirakan proses kognitif yang diuji secara empiris, dengan asumsi perilaku
di bawah kondisi terkendali.
No comments:
Post a Comment